BISNIS INTERNASIONAL
BIS
nama : azizah triastanty
kelas
: 1EB28
npm
: 21214933
Pendahuluan
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Bisnis terdiri dari
berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan
cara yang berbeda-beda. Kalsifikasi bisnis berdasarkan aktivitas yang
dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan adalah sebagai berikut:
·
Manufaktur adalah
bisnis yang memproduksi produk yang
berasal dari barang
mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk
mendapatkan keuntungan. Contohnya perusahaan yang memproduksi barang fisik
seperti mobil atau pipa.
·
Bisnis jasa adalah
bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak berwujud), dan mendapatkan
keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contohnya
adalah konsultan dan psikolog.
·
Pengecer dan distributor adalah pihak
yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen.
Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau
pengecer.
·
Bisnis pertanian dan pertambangan adalah
bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral
tambang.
·
Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan
terutama dari penjualan-kembali properti intelektual (intelellectual
property).
·
Utilitas adalah
bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air yang
biasanya didanai oleh pemerintah.
·
Bisnis real
estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan
dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan
bangunan.
·
Bisnis transportasi adalah
bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau
individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
1. Hakikat Bisnis Internasional
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional
merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas negara. Transaksi
bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional (International
Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara
dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran
Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional berbeda
dengan Bisnis Internasional, yaitu :
a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread).
Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread).
Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan
atau devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan
keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca
perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas
masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets).
Jika neraca pembayaran
mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami pertambahan devisa.
Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka
berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan
negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran dan
menghadapi pengurangan devisa Negara.
b. Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
b. Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas dari
hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor
impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka
tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang
dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
– Licencing
– Franchising
– Management Contracting
– Marketing in Home Country by Host Country
– Joint Venturing
– Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.
– Licencing
– Franchising
– Management Contracting
– Marketing in Home Country by Host Country
– Joint Venturing
– Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.
2. Alasan Melakukan Bisnis Internasional
Suatu negara atau suatu perusahaan melakukan transaksi
bisnis internasional baik dalam bentuk perdagangan internasional yang umumnya
memiliki pertimbangan /alasan. Pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan
ekonomis, politis ataupun sosial budaya. Bisnis internasional memang tidak
dapat dihindari karena tidak ada satu negara pun yang dapat mencukupi seluruh
kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh negara
itu sendiri. Hal ini disebabkan
karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari
sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia. Ketidakmeratanya sumber daya
mengakibatkan adanya keunggulan tertentu baik suatu Negara tertentu yang
memiliki sumber daya tertentu. Contohnya Australia yang memiliki daratan yang
sangat luas yang memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit, sebaliknya
Negara Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat sempit tapi jumlah
penduduknya sangat padat. Oleh karena itu, maka dapat kita lihat beberapa
alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :
1. Spesialisasi antar bangsa–bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya maka suatu negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan secara maksimal kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah.
b. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya maka suatu negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan secara maksimal kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah.
b. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
Strategi tersebut berkaitan erat dengan adanya dua
buah konsep keunggulan yang dimiliki oleh suatu negara dibanding negara lain
dalam bidang tertentu, yaitu:
·
· Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini dapat dicapai jika tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil.
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini dapat dicapai jika tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil.
·
· Keunggulan komperatif
(comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional, dimana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain.
Konsep Keunggulan komparatif merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional, dimana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain.
3. Tahap-tahap dalam Memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada
umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling
sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks
dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Dalam memasuki bisnis
internasional ada beberapa yaitu:
1. Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis
Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan
yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini
pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita
kemudian ada yang membeli barang-barang kemudian kita harus mengirimkannya ke
negeri asing itu.
2. Ekspor Aktif (Purchasing)
Tahap terdahulu dan dapat berkembang terus kemudian
adanya hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu, bahkan transaksi yang semakin
aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai dengan semakin
berkembangnya jumlah dan jenis komoditi perdagangan Internasional. Pada tahap
aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif melaksanakan manajemen atas
transaksi itu.
3. Penjualan Lisensi
3. Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam
tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada
negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya
saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas
terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya.
Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima
harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
4. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi
yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek
dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan,
proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya,
pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya.
Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang
menerima disebut sebagai Franchisee dan perusahaan pemberi
disebut sebagai Franchisor. Pada umumnya berhasil bagi jenis usaha
tertentu misalnya bidang kuliner (makanan).
Contohnya KFC
(Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken (CFC), Hoka Bento,
Hanamasa, dan sebagainya.
Contoh Franchise dari Indonesia
adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, dan sebagainya. Kebaikan yang
antara lain :
a. Manajemen sistem yang sudah teruji.
b. Memiliki nama yang sudah terkenal.
c. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
a. Manajemen sistem yang sudah teruji.
b. Memiliki nama yang sudah terkenal.
c. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
Sebaliknya bentuk ini juga memiliki kejelekan yaitu :
a. Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise
b. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor
c. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan akan timbul anggapan bahwa bentuk franchise yang lain juga tidak baik.
5. Pemasaran di Luar Negeri (Active Marketing)
a. Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise
b. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor
c. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan akan timbul anggapan bahwa bentuk franchise yang lain juga tidak baik.
5. Pemasaran di Luar Negeri (Active Marketing)
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar
negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang
lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri
untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home
Country). Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk
mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat
dilakukan program-program pemasaran yang efektif.
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif
dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap “Produksi dan
Pemasaran di Luar Negeri”. Tahap ini juga disebut sebagai “Total International
Business”. Bentuk inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation)
yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan
mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian
memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu
juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang
karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang
sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut.
4. Hambatan dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan
lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu
saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya
transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain
tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat
beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan
hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa
adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa
tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat
berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang karena
adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu
masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional.
Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus
hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di
negara lain dapat bermakna yang bertentangan.
3. Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
3. Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara
dengan negara yang lain akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari
kedua negara tersebut. Misalnya, Amerika yang mengembargo komoditi perdagangan
dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang mengandung babi.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang mengandung babi.
4. Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.
5. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan
yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan
operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut
Multinasional Corporations (MNC). Setiap Negara akan terpengaruh oleh tindakan
yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini terjadi karena dengan cara yang sangat
cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di
dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.
Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara Negara. Oleh karena kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional. Selanjutnya, perusahaan mencoba untuk mencari tempat untuk memproduksi barang dan memasarkannya ke dunia, sehingga akan lebih ekonomis dan kompetitif.
Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara Negara. Oleh karena kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional. Selanjutnya, perusahaan mencoba untuk mencari tempat untuk memproduksi barang dan memasarkannya ke dunia, sehingga akan lebih ekonomis dan kompetitif.
Adanya batasan ekspor-impor antar negara mendorong
suatu perusahaan untuk hanya memproduksi barang di negeri sendiri dan kemudian
menjualnya di negeri itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri.
Dengan demikian, pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya.
Contoh perusahaan multinasional: Coca Cola, Johnson & Johnson, Nestle dari
Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, dan
sebagainya.
REFERENSI
http://candygloria.wordpress.com/2010/12/15/bisnis-internasional/
Komentar
Posting Komentar