Langsung ke konten utama

REVIEW JURNAL 2


Jurnal penelitian     : perhitungan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual pada cv.Minahasa mantap perkasa   
Penulis                     : Pradana Setiadi, Dvid P.E. Saerang. Treesje Runtu
Nama Jurnal            : Vol. 14 No. 2 Mei 2014
Tahun terbit            : 2014

A.  LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Sebagian  besar  perusahaan  pada  umumnya  bertujuan  untuk  mendapatkan  keuntungan  yang optimum.  Untuk  memperoleh  keuntungan  atau  laba  yang  optimum,  khususnya  untuk perusahaan manufaktur, peranan perhitungan harga pokok produksi dan perhitungan harga jual sangat berperan, hal  ini  berkaitan  dengan  persaingan  harga  jual  produk  dengan  perusahaan-perusahaan  lain  yang sejenis.
Akuntansi biaya dalam perhitungan harga pokok produksi berperan menetapkan, menganalisa dan melaporkan pos-pos biaya yang mendukung laporan keuangan sehingga dapat menunjukkan data yang wajar. Akuntansi biaya menyediakan data-data biaya untuk berbagai tujuan maka biaya-biaya yang  terjadi   dalam  perusahaan  harus  digolongkan  dan  dicatat  dengan  sebenarnya,  sehingga memungkinkan perhitungan harga pokok produksi secara teliti.
Perhitungan harga pokok produksi adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga jual suatu produk. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan akurat merupakan hal yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan, karena tanpa adanyan perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan  akurat,  perusahaan  manufaktur  yang  bersangkutan  akan  mengalami  masalah  dalam  penentuan harga  jual  suatu  produk.  Bagi  perusahaan  dengan  tujuan  mencapo  laba  optimum,  harga  jual  dan realisasi  biaya  produksi  berpengaruh  sangat  besar  terhadap  ukuran  kebehasilan  pencapian  tujuan perusahaan yang besangkutan dan mememnangkan persaingan yang semakin tajam dengan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengefisienkan biaya produksi serendah-rendahnya sehingga akan memperbesar laba.
Strategi efisiensi biaya produksi dan penetapan harga yang tepat harus diimbangi dengan peningkatan mutu produksi dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan (costumer satisfaction), sehingga memilili nilai kompetitif yang tinggi dengan produk-produk perusahaan lain yang sejenis.
Kegiatan  produksi  memerlukan  pengorbanan  sumber  ekonomi  berupa  berbagai  jenis  biaya untuk  menghasilkan  produk  yang  akan  dipasarkan.  Biayabiaya  ini  akan  menjadi  dasar  dalam penentuan  Harga  Pokok  Produksi  (HPP).  Elemen-elemen  yang  membentuk  Harga  Pokok  Produksi (HPP) dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar yakni Bahan Baku Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik. Ketiga biaya tersebut harus dicatat dan diklasifikasikan secara cermat  sesuai  dengan  jenis  dan  sifat  biaya  tersebut.  Hal ini  dimaksudkan  untuk  mempermudah perusahaan.  mengetahui  berapa  besarnya  biaya  sebenarnya  yang  dikeluarkan  perusahaan  untuk menghasilkan suatu produk yang disebut dengan harga pokok produksi. Harga Pokok Produksi dalam industri  merupakan  bagian  terbesar  dari  biaya  yang  harus  dikeluarkan  perusahaan.  Jika  informasi biaya  untuk  pekerjaan  atau  proses  tersedia  dengan  cepat,  maka  manajemen  mempunyai  dasar  yang kuat  untuk  merencanakan  kegiatannya.  Perusahaan  harus  cermat  dan  rinci  dalam  membuat  laporan keuangan  terutama  yang  berkaitan  dengan  biaya  produksi  agar  tidak  terjadi  penyimpangan penyimpangan serta pemborosan biaya dalam proses produksi. Informasi harga pokok produksi dapat dijadikan  titik  tolak  dalam  menentukan  harga  jual  yang  tepat  kepada  konsumen  dalam  arti  yang menguntungkan perusahaan dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Penelitian ini membahas mengenai perhitungan harga pokok produksi untuk setiap jenis roti yang  diproduksi  oleh  CV.  Minahasa  Mantap  Perkasa,  yang  bertujuan  untuk  memperoleh  gambaran yang  jelas  mengenai  perhitungan  harga  pokok  produksi,  mengetahui  cara  perusahaan  dalam menetapkan  keuntungan  yang  diiknginkan,  mengetahui  cara  peruhsahaan  melakukan  perhitungan dalam  nenetapkan  harga  jual  produk,  serta  mengetahui  masalah-masalah  yang  mempengaruhi  harga jual pada CV. Minahasa Mantap Perkasa.
Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan  dan  penjualan  produk  dan  jasa,  dengan  cara-cara  tertentu,  serta  penafsiran  terhadapnya (Mulyadi, 2012:7).
Bustami dan Nurlela (2006:2) mendefinisikan Akuntansi Biaya adalah bidang akuntansi yang mempelajari  bagaimana  cara  mencatat,  mengukur  dan  melaporkan  tentang  informasi  baiaya  yang digunakan.
Definisi  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  kegiatan  akuntansi  biaya  terdiri  dari  pencatatan, penggolongan,  dan  penyajian  laporan  keuangan  harus  dibuktikan  dengan  adanya  dokumen  yang dipakai sebagai dasar pencatatan dan penggolongan.
Krismiaji & Aryani (2011:17) menyatakan bahwa biaya atau Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode mendatang.
Prawironegoro  dan  Purwanti  (2009:19)  menyatakan  bahwa  biaya  adalah  kas  dan  setara  kas yang dikorbankan  untuk  memproduksi  atau  memperoleh  barang  atau  jasa  yang  diharapkan  akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang.
Standar  Akuntansi  Keuangan   (IAI,2004:8)  mendefinisikan  beban  atau  expense  adalah penurunan  manfaat  ekonomi  selama  suatu  periode  akuntansi  dalam  bentuk  arus  keluar  atau berkurangnya  aktiva  atau  terjadinya  kewajiban  yang  mengakibatkan  penurunan  ekuitas  yang  tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Dari definisi tersebut maka biaya dan beban dalam praktiknya mempunyai pengertian yang sama  yaitu  suatu  pengorbanan  sumber  ekonomi  yang  menjadi  pengurang  suatu  aktiva  yang  terjadi untuk memperoleh pendapatan.
Warindrani  (2006:17)  menyatakan  pada  umumnya  perusahaan  mengklasifikasikan biaya sebagai  dasar  penetapan  harga  pokok  produksi  menjadi  dua  yaitu  biaya  produksi  dan  biaya  non produksi.
Witjaksono  (2006:10)  menyatakan  bahwa  Harga  pokok  adalah  sejumlah  nilai  aktiva,  tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan.
Mulyadi  (2012:16)  Menjelaskan  bahwa  dalam  pembuatan  produk  terdapat  dua  kelompok biaya:  biaya  produksi  dan  biaya  nonproduksi.  Biaya  produksi  merupakan  biaya-biaya  yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk menghitung kos  produk  jadi  dan  kos  produk  yang  pada  akhir  periode  akuntansi  masih  dalam  proses.  Biaya nonproduksi ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos produk.
Kerangka  pemikiran  yang  dapat  dikembangkan  penulis  dalam  laporan  ini  adalah  sebagai berikut:
1.  Pengumpulan  harga  pokok  produksi  ditentukan  oleh  cara  produksi  suatu  perusahaan. Perusahaan  yang  berproduksi  berdasar  pesanan,  mengumpulkan  harga  pokok  produksinya dengan  menggunakan  metode  harga  pokok  pesanan (Job  Order  Cost  Method).  Sedangkan Perusahaan  yang  berproduksi  massa,  mengumpulkan  harga  pokok  produksinya  dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process Cost Method).
2.  Untuk  memperhitungkan  unsur-unsur  biaya  ke  dalam  harga  pokok  produksi,  terdapat  dua pendekatan  yaitu  metode full  costing  dan  metode variable  costing.  Metode  full  costing memperhitungkan seluruh unsur biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel ke dalam harga pokok produksi. Sedangkan metode Variable costing hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel saja ke dalam harga pokok produksi.
3.  Beberapa  penetapan  harga  jual  produk  menggunakan  biaya  produksi  sebagai  dasar  dalam menghitung  harga  yang  akan  dibebankan  kepada  konsumen  dengan  pendekatan full  costing maupun variable costing.
Kartapura (2005), Analisis perhitungan harga pokok produksi dalam menentukan harga jual pada  PT.  Jembo  Company.  Persamaan  dengan  penelitian  ini  adalah  Sama-sama  menghitung  harga pokok produksi perusahaan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pehitungan harga pokok produksi yang  dilakukan  menggunakan  job  order  costing  sedangkan  penelitian  sekarang  menggunakan  job proses  costing.Objek  penelitian  terdahulu  yaitu  PT  Jembo  Cable  Company  yang  bergarak  dibidang industri kabel listrik dan kabel telekomunikasi, sedangkan penelitian sekarang objeknya  adalah CV. Minahasa Mantap Perkasa yang bergerak dibidang industri roti.

B.  METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode komparatif yaitu membandingkan antara konteks  satu  atau  domain  satu  dibandingkan  yang  lain.  Didalam  penelitian  ini  penulis membandingkan  antara besarnya  biaya  menurut  perusahaan  dengan  menurut  teori  melalui  laporan biaya produksi CV. Minahasa Mantap Perkasa.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu:
a.  Data  kuantitatif  yang  digunakan  dalam  penulisan  laporan  ini  berupa  data-data  perusahaan yang  diukur  dalam  satuan  volume  dan  satuan  uang,  antara  lain  anggaran  bahan  baku, anggaran biaya ovearhead pabrik, biaya produksi, laporan laba rugi, neraca, dan lain-lain,
b.  Data kualitatif yang digunakan dalam penulisan laporan ini berupa keterangan dan penjelasan dari pihak perusahaan mengenai berbagai yang berkaitan deangan metode pengumpulan data penetapan harga pokok persediaan, perhitungan laba, dan lain-lain.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu:
a.  Data  Primer, Data  yang diperoleh  langsung  dari  objek  yang  akan  diteliti  (tidak  melalui perantara)  berupa  hasil  wawancara  langsung  dengan  pegawai  dan  juga  pimpinan CV. Minahasa Mantap Perkasa.
b.  Data  Sekunder, Merupakan  data  yang  dikelompokkan  oleh  lembaga  pengumpul  data  yang dipublikasikan  kepada  pengguna  data,  maupun  data  yang  didapat  dari  buku  dan  informasi lainnya maupun kepustakaan.
Dalam  mengumpulkan  data  yang  diperlukan  dalam  penelitian  penulis  melakukan  observasi yaitu  melakukan  kunjungan  atau  pengamatan  secara  langsung  pada  objek  penelitian  untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan, selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahaan mengenai data yang ada sesui dengan masalah  yang  akan  dibahas,  serta  menggunakan  arsip  atau  dokumen-dokumen  yang  bersifat  tulisan dari perusahaan yang bersangkutan.
Metode  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penulisan  laporan  ini  adalah  anaisis  data deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu cara penelitian yang menggambarkan atau menguraikan keadaan dari objek penelitian (perusahaan) berdasarkan faktor-faktor yang nyata di situasi yang akan diteliti dan membandingkan dengan teori yang ada.
Tempat  yang  menjadi  penelitian  dari  penulis  adalah CV.  Minahasa  Mantap  Perkasa yang bertempat di  Lingk.  IV  Kel.  Paslaten  1  Tomohon  Timur,  Tomohon,  Sulawesi  Utara,  Indonesia.Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dalam waktu dua bulan, yaitu dari bulan Meisampai dengan Juni 2013.

C.  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
CV.  Minahasa  Mantap  Perkasa  berdiri  pada  tanggal  5  Juli  2005.  Perusahaan  yang memproduksi produk roti ini menggunakan metode tradisional untuk menentukan biaya produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan tresebut.
Perusahaan roti ini terletak di Lingk. IV Kel. Paslaten 1 Tomohon Timur, Tomohon, Sulawesi Utara,  Indonesia.  Perusahaan  ini  memiliki  letak  yang  strategis  karena  berada  di  pusat  dari  kota Tomohon yaitu berada di taman dari kota Tomohon tersebut.
Berhasil atau tidaknya perushaan juga tergantung pada visi dan misi apa yang mereka terapkan pada perusahaan. CV. Minahasa Mantap Perkasa juga memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut:
Visi:
Menjadi pelopor bakery berteknologi tinggi dan melakukan pengembangan produk makanan, sehingga bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Misi:
1.  Melakukan inovasi dan perbaikan produk secara terus menerus dengan implementasi quality management system.
2.  Menyediakan produk disetiap lokasi dengan harga yang terjangkau.Berikut ini adalah proses pembuatan roti yang diproduksi oleh perusahaan yaitu sebagai berikut:
1.  Pemilihan bahan
a. Gunakan bahan yang berkualitas baik.
b. Pastikan bahan yang digunakan bersertifikat halal.
c.  Bahan  yang  digunakan  cukup  tersedia  dan  dalam  kondisi  simpanan yang baik.

2.  Penimbangan bahan
a. Hindarkan pemakaian takaran dengan sendok atau cangkir
b.  Pada  saat  penimbangan  bahan  harus  teliti  dan  tepat,  hindari tercecernya bahan.
c.  Untuk  penimbangan  air,  pastikan  tidak  berlebihan  sehingga  adonan menjadi lembek.

3.  Pengadukan/ Mixing dikerjakan selama (30 s/d 45 menit)
a.  Biasakan  semua  bahan  kering  diaduk  terlebih  dahulu  selama  5  menit  (airasi) sebelum air dan mentega dimasukan, agar air dapat dimasukan secara optimal.
b.  Lakukan  pencampuran  semua  bahan  secara  merata  untuk  hidrasi  yang  sempurna dari  pati  dan  protein  sehingga  membentuk  gluten,  pelunakan  gluten  dan memperoleh kekuatan menahan gas dengan baik.
c.  Lama  pengadukan  harus  disesuaikan  dengan  kemampuan  tepung  terigunya (jumlah protein), karena semakin tinggi proteinnya semakin lama pengadukannya, demikian pula sebaliknya.

4.  Permentasi awal dikerjakan selama (10 menit s/d 20 menit) Proses pemecaha gula oleh ragi menjadi:
a. Gas CO2: Adonan menjadi mengembang
b. Alkohol : Memberi aroma pada roti
c. Asam : Memberi rasa dan memperlunak gluten.
d. Panas : Suhu meningkat selama permentasi. Lama dan cepatnya permentasi awal sangat tergantung dari jumlah adonan dan jumlah tenaga   kerja yang mengerjakan. Salama penghistrahatan berlangsung diharuskan ditutup dengan plastik agar adonan tidak kering.

5.  Penimbangan adonan
a.  Membagi adonan sesuai dengan berat yang diinginkan.
b.  Gunakan timbangan yang benar, dan lakukan dengan cepat.
c.  Apabila menggunakan alat pembagi, timbang dulu lalu dibagi menjadi 36 bh.

6.  Pembulatan adonan
a.  Membentuk  lapisan  keras  dipermukaan  adonan,  sehigga dapat  menahan  gas  yang
dihasilkan
b.  Menghaluskan tekstur roti dan mempermudah pekerjaan selanjutnya.

7.  Permentasi kedua dikerjakan selama (10 s/d 15 menit)
a.  Melunakan gluten pada adonan
b.  Mempercepat permentasi berikutnya
c.  Selama proses ini, harus ditutup dengan plastik agar tidak kering.

8.  Pembuangan gas pada adonan
a.  Mengeluarkan gas yang ada dalam adonan dengan cara menekan adonan
b.  Dapat menghaluskan tekstur
c.  Usahakan semua gas keluar agar serat roti menjadi halus dan merata

9.  Pembentukan adonan
a.  Adonan roti dibentuk sesuai keinginan
b.  Untuk  roti  manis  dapat  diisi  dengan  berbagai  isisan,  tetapi  jangan  terlalu banyak  mengandung air dan minyak agar menghindari roti terbuka

10. Pencetakan adonan
a.  Letakan adonan dalam cetakan dengan baik dan benar.
b.  Pastikan setiap sambungan diletakan dibawah adonan.
c.  Atur jarak adonan di loyang agar tidak bergabung dan dapat memberikan ruang untuk
pemanasan sisi roti.
d.  Olesi loyang dengan lemak/minyak atau gunakan lapisan kertas agar tidak lengket.
e.  Pastikan loyang selalu dalam keadaan bersih, baik sebelum dan sesudah digunakan.

11. Pementasi akhir
a.  Dilakukan pengembangan adonan agar mencapai bentuk dan kualitas yang maksimal.
b.  Tempat  untuk  implementasi  akhir  ini  harus  memiliki  panas  (35-40  derajat  Celcius)  dan kelembaban ruang (80-85%) yang stabil.
c.  Dapat dilakukan dengan membuat uap air dan pastikan proses ini dilakukan dengan
benar, karena akan menentukan hasil akhir dari roti.
d.  Gunakan alat ukur hygrometer dan termometer ruang.

12.  Pembakaran Adonan
a.  Temperatur  oven  sangat  menentukan  kualitas  akhir  dari  roti  yang  dibuat,  jadi  temperaturnya harus sesuai dengan jenis roti yang akan dibakar.
b.  Lamanya  pembakaran  ditentukan  oleh,  jenis  oven,  jenis  bahan/loyang  yang  digunakan, jenis roti yang dibuat dan jumlah pemakaian gula dalam adonan.
c.  Roti  tawar  200  derajat  Celcius,  dengan  loyang  tertutup  30-40  menit  dengan  loyang terbuka 25-30 menit.
d.  Roti manis 180 derajat Celcius, ukuran 40-6- gram maksimum 15 menit ukuran 15-20 gram 5- 10 menit.

13. Mengeluarkan adonan dari cetakan/loyang
a.  Keluarkan roti yang sudah matang dari cetakan/loyang segara mungkin.
b.   Keluarkan dari loyang dengan sangat hati-hati karena roti yang baru keluar dari oven sangat lembut dan empuk.

14. Pendinginan
a.  Setelah dikeluarkan dari cetakan/loyang, dinginkan roti pada suhu ruang selama 45-90 menit.
b.  Letakan roti pada rak pendingin dimana panas roti dapat keluar kesegala arah.
15. Pembungkusan
a.  Roti dibungkus agar terhindar dari jamur.
b.  Menghindarkan pengerasan kulit roti akibat menguapnya kandungan air kedalam roti.
c.  Hindari pembungkusan roti yang masih panas/hangat agar tidak mudah berjamur.
d.  Saat  pembungkusan  berlangsung,  pastikan  ruang  selalu  bersih  dengan  ventilasi  dan sirkulasi udara yang cukup.
Berikut adalah Perhitungan Harga Jual Perusahaan yaitu sebagai berikut:
1.Roti Coklat
Biaya Bahan Baku                           :  Rp.150.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung          :  Rp. 12.600.000
Biaya Overhead Pabrik:                 :  Rp. 10.800.000
Jumlah                                          :  Rp.173.900.000
Harga Pokok Per unit = Rp173.900.000/300.000unit  = Rp580/Unit
     
Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Persentase Markup
= Rp.580 + (Rp.580 x 30%)
= Rp.580 + Rp.174
=  Rp.754 /unit
2.Roti Strawberry
Biaya Bahan Baku                           : Rp.150.650.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung          : Rp. 12.600.000
Biaya Overhead Pabrik                  : Rp. 10.800.000
Jumlah                                          : Rp.174.500.000
Harga Pokok Per unit = Rp174.500.000/300.000unit = Rp581/unit
   
Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Persentase Markup
= Rp.581 + (Rp.581 x 30%)
= Rp.581 + Rp.175
= Rp.756 /unit


3.Roti Mocca
Biaya Bahan Baku                           : Rp.140.350.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung          : Rp. 11.550.000
Biaya Overhead Pabrik                   :  Rp. 9.900.000
Jumlah                                          : Rp.161.800.000
Harga Pokok Per Unit = Rp.161.800.000/275.000unit = Rp589/unit
       
Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Persentase Markup
= Rp.589 + (Rp.589 x 30%)
= Rp.589 + Rp.177
= Rp.766 /unit
4.Roti Pandan
Biaya Bahan Baku                           : Rp.139.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung          : Rp. 11.550.000
Biaya Overhead Pabrik                   : Rp. 9.900.000
Jumlah                                          : Rp.160.950.000
Harga Pokok Per Unit = Rp.160.950.000/275.000unit = Rp586/unit
        
Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Persentase Markup
= Rp.586 + (Rp.586 x 30%)
= Rp.586 + Rp.176
= Rp.762 /unit

5.Roti Keju
Biaya Bahan Baku                           : Rp.126.950.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung          : Rp.  10.500.000
Biaya Overhead Pabrik                   : Rp.   9.000.000
Jumlah                                          : Rp.146.450.000
Harga Pokok Per Unit = Rp.146.450.000/250.000unit = Rp586/unit
 

Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Persentase Markup
= Rp.586+ (Rp.586 x 30%)
= Rp.586 + Rp.176
= Rp.762 /unit
Berdasarkan  perhitungan  diatas  tersebut,  maka  dengan  mark  up  sebesar  30%  Perusahaan menjual roti-roti tersebut ke pengecer (warung/toko) dengan harga Rp.800/ unit (dibulatkan) dengan cara  diantar  langsung  ke  pengecer.  Dari  pengecer  menjual roti  tersebut  ke  konsumen  dengan  harga  Rp.1000 / unit untuk setiap jenis roti.
Dalam  Penentuan  harga  jual  dengan  menggunakan  metode  full  costing  terlebih  dahulu  harus  dicari mark up yang diapat dengan rumus :
% Mark up = Biaya non produksi + Laba yang diharapkan/ Biaya Produksi

Sedangkan laba yang diharapkan oleh perusahaan dari pesanan baju seragam tersebut adalah sebesar 30% dari jumlah yang telah terjadi. Jadi harga jual untuk setiap jenis produk dapat dihitung sebagai berikut:
1. Roti Coklat
Biaya Bahan Baku                  : Rp.150.500.000
Biaya TKL                            : Rp.  12.600.000
BOP                                     : Rp.   9.900.000
Biaya Produksi                      :Rp.173.000.000
Rp.173.000.000 x 30% = Rp.51.900.000

%MarkUp        = Rp.39.575.500 + Rp.51.900.000 x 100% / 173.000.000
 = 52%



Total Biaya Produksi                        :Rp.173.000.000
MarkUp 52%x173.000.000              :Rp 89.960.000
Total Harga Jual                              :Rp.262.960.000
Harga Jual PerUnit = Rp.262.960.000/300.000unit = Rp.877/unit
    
2. Roti Strawberry
Biaya Bahan Baku                   :Rp.150.650.000
Biaya TKL                             :Rp. 12.600.000
BOP                                      :Rp. 9.900.000
Biaya Produksi                       :Rp.173.150.000
Rp.173.150.000 x 30% = Rp.51.945.000
%MarkUp= Rp. 39.575.500 + Rp.51.945.000 x 100% / 173.150.000
     = 52%

Total Biaya Produksi                         :Rp.173.150.000
MarkUp 52%x173.150.000               :Rp 90.038.000
Total Harga Jual                              :Rp.263.188.000
Harga Jual PerUnit = Rp.263.188.000/300.000unit = Rp.878/unit
   
3. Roti Mocca
Biaya Bahan Baku                   :Rp.140.350.000
Biaya TKL                             :Rp. 11.550.000
BOP                                      :Rp. 9.075.000
Biaya Produksi                       :Rp.160.975.000
Rp.160.975.000 x 30% = Rp.48.292.500
%MarkUp= Rp. 39.575.500 + Rp.48.292.500 x 100% / 160.975.000
               = 54%
Total Biaya Produksi                        :Rp.160.975.000
MarkUp 54%x160.975.000              :Rp 86.926.500
Total Harga Jual                              :Rp.247.901.500
Harga Jual PerUnit = Rp.247.901.500/275.000unit = Rp.902/unit
  
4. Roti Pandan
Biaya Bahan Baku                  :Rp.139.500.000
Biaya TKL                             :Rp. 11.550.000
BOP                                      :Rp. 9.075.000
Biaya Produksi                       :Rp.160.125.000
Rp.160.125.000 x 30% = Rp.48.037.500
%MarkU  p= Rp. 39.575.500 + Rp.48.037.500 x 100% / 160.125.000
      = 54%


Total Biaya Produksi                         :Rp.160.125.000
MarkUp 54%x160.125.000               :Rp. 86.467.500
Total Harga Jual                              :Rp.246.592.500
Harga Jual PerUnit = Rp.246.592.500 / 275.000unit= Rp.897/unit
  
5. Roti Keju
Biaya Bahan Baku                  :Rp.126.950.000
Biaya TKL                             :Rp. 10.500.000
BOP                                      :Rp. 8.250.000
Biaya Produksi                       :Rp.145.700.000
Rp.145.700.000 x 30% = Rp.43.710.000
%MarkUp= Rp. 39.575.500 + Rp.43.710.000 x 100% / 145.700.000
    = 57%
Total Biaya Produksi                         :Rp.145.700.000
MarkUp 57%x145.700.000              :Rp. 83.049.000
Total Harga Jual                              :Rp.228.749.000
Harga Jual PerUnit = Rp.228.749.000/ 250.000 unit = Rp.915/unit
  


D.  KESIMPULAN
Hasil  penelitian  yang telah  dilakukan  penulis  pada  CV.  Minahasa  Mantap  Perkasa,  penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.  Pengumpulan  biaya  produksi  dilakukan  dengan  metode  harga  pokok  proses  dengan pendekatan  full  costing,  tujuannya  untuk  memenuhi  persediaan  digudang,  dan jumlahnya sama dari waktu ke waktu.
2.  Proses pembuatan roti akan selalu dilakukan perusahaan tanpa menunggu ada atau tidaknya pesanan  dari  pelanggan.  Walaupun  demikian,  bukan  berarti  perusahaan  mengabaikan permintaaan  atau  keninginan  konsumen.  Hal  ini  dikarenakan,  banyaknya  jumlah  roti  yang diproduksi  atau  dihasilkan  tergantung  pada  permintaan  konsumen  serta  situasi  dan  kondisi pada saat itu.
3.  Penentuan  harga  jual  produk  yang  dibebankan  kepada  konsumen  dibuat  berdasarkan  biaya produksi  per  unit  ditambah  persentase  Markup.  Persentase  markup  yang  diinginkan perusahaan yaitu sebesar 30% dari biaya produksi per unit dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih memadai dan dapat menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Penulis memberikan saran sebagai masukan antara lain:
1.  Departemen  produksi  harus  melakukan  koordinasi  yang  lebih  baik  lagi  dengan  bagain pembelian  bahan  baku  agar  bahan  baku  yang  dibeli  terjamin  kualitasnya  dan tidak  terjadi permasalahan bahan baku. Departemen produksi juga harus melakukan koordinasi yang lebih baik lagi degan bagian gedung.
2.  Dalam  hal  pengklasifikasian  biaya,  perusahaan  sebaiknya  mengelompokan  biaya  sesuai dengan tujuan hendak dicapai agar informasi biaya telah dikeluarkan lebih akurat dan bagus dan tepat.
3.  Pembebanan biayaoverhead pabrik kepada produk perlu dipertimbangkan perusahaan dengan memilih dasar tepat untuk menentukan tarif overhead pabrik guna mengetahui jumlah biaya yang  sewajarnya  dibebankan  kepada  produk  itu.  Jika  dilihat  dari  operasi  perusahaan  yang menunjukan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan bahan baku langsung, maka dasar yang tepat digunakan dalam penentuan tarif overhead pabrik adalah bahan baku langsung.
4.  Perusahaan  sebaiknya  menggunakan  sistem  biaya  taksiran  (estimasi)  sebelum  melakukan produksi  yang  berfungsi  sebagai  alat  pengendalian  biaya  dang  sebagai  dasar  untuk menganalisis  kegiatan-kegiatannya.  Dengan  ditapkannya  sistem  biaya  taksiran  maka  akan terlihat  perbandingan  antara  biay  yang  sesungguhnya  dengan  biaya  taksuran,  yang  nantinya dapat  memberikan  petunjuk  mengenai  pemborosan  atau  tidak  dapat  dipakai  sebagai  dasar perbaikan kegiatan.

sumber
tanggal 14 Juni 2016, 14.06 wib


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Letter Of Credit (tugas 3) softskill

Letter Of Credit A.      Pengertian Letter of Credit Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan) [1] . Letter of credit adalah sebuah instrumen yang dikeluarkan oleh sebuiah bank atas nama salah satu nasabahanya yang menguasakan seseorang atau  sebuah perusahaan instrumen tersebut menarik wesel atas bank bersangkutan atau salah satu bank korespondennya bagi kepentingannya, berdasarkan kondisi – kondisi / persyaratan – persyaratan yang tercantum dalam instrumen tersebut. Transaksi perdagangan ekspor – impor pada dasarnya dapat dilakukan dengan atau tanpa L/C, namun karena L/C melindungi kedua belah pihak, eksportir dan importir, dimana bank ikut terlibat dan mengurangi risiko tertentu maka transaksi L/C lebih disenangi...

COMPARISONS AND COMPARATIVES

SUPERLATIVE  He is the most handsome boy that i have ever seen. Valentino Rossi is the most famous of all MotoGP riders. I speak English the most fluently in the office. EQUAL COMPARISONS Your my story is as  boring as her story. My car runs as fast  as yours. She cooks as well as her mother. DOUBLE COMPARATIVE  The more you try to forget him, the more you remember him. The hotter it is, the more miserable she feels. The less you care about what others say, the happier you are UNEQUAL COMPARISONS Your grade is higher than mine.  Today is hotter than yesterday  This sofa is more comfortable than te other one. http://belajarbahasainggrisdanbelajargrammar.blogspot.co.id/2012/07/comparisons-kalimat-perbandingan.html http://www.tutorialbahasainggris.com/pengertian-dan-contoh-kalimat-superlative-degree-bahasa-inggris.html http://www.tutorialbahasainggris.com/pengertian-rumus-dan-contoh-kalimat-double-comparative.html http://gr...